Di musim kompetisi karapan 201 meter, rencana pastinya ingin mengacaukan peta kekuatan bebek 4 tak 130 cc tune up, diback up rider potensial Bima Kids yang identik dengan nomer start 45. Keseriusan dan obsesi Wawan, ditunjukkan dengan dipakainya rangka custom berkontruksi double cradle, yang biasa dipakai bebek 4 tak 155 cc dan 200 cc tune up.
Spesial-nya, wheel base lebih panjang dengan sudut rake lebih membuka. Problem wheelie dari liarnya gigi 1(34-13) dan perbandingan kompresi 14,5 : 1, sukses ditumpas. Kendati demikian gigi 1 tak bisa dimanfaatkan sebagai kontribusi ke speed, sifatnya cuman sementara. Tapi secara interval saat masuk ke gigi 2(31-18), mampu mendistribusikan output grafik maping ingnition CDI Predator Jogja, terendah di 30 derajat dan tertinggi di 34 derajat, lebih inline.
“Konversi speed gigi 2 tersaji makin liar, cuman sifatnya sebagai penghantar jadi tak bisa dipanteng hingga power band habis, ”sebut Bima. Beda dengan gigi 3(29-21), mesti diumpan di RPM puncak. Sinkron-nya piston Daytona 55,25 mm hasil bore up, tersalur mulus. Best performa gigi 3, layak dikunci pada ruang RPM yang ideal. Minimal, diatas 8000 RPM.
Sebab, output gigi 3 perbandingannya terlalu ringan, demikian pula dengan perbandingan gigi 4(24-21). Sebagai catatan ya, bebek 4 tak 130 cc tune up kali ini sudah memasuki generasi ke 5, sejak 09 awal membuat bebek 4 tak 130. “Jadi, konsep korekan kali ini saya berusaha mempresisikan porsi power mesin di 201 meter, bisa terdistribusi sempurna ke speed, ”urai Wawan.
Gaya bawaan motor demikian juga atas pertimbangan bobot fly wheel 480 gram dan balancer gigi primer 250 gram, yang dicangkok di daun as kruk berkode 5TP. Racikan bobot di poros as kruk ini lumayan juga test case-nya. “Sebab, saya ingin sajikan out put torsi dan HP bisa seiring sejalan, ”terang Wawan.
Karbu UMA 30 mm. Terpasang semi down draft, makin responsif layani variabel RPM.
Perangkat lain pendongkrak mesin, pada silinder cop mengalami porting polish pada intake dan exhaust. Nih, keuntungan rangka custom yang menganut double cradle tadi. Sudut karbu UMA 30 mm jadi bisa dirancang semi down draft, simetris di sumbu intake. Selain, flow gas segar didapat dari tekanan negative, juga terbantu gravitasi.
Camshaft. Custom layani racikan gigi rasio dengan perbandingan ringan.
Gasingan tengah atas mekanis karbu terlayani stabil, sehubungan dengan kebutuhan tekanan angin. “Seting karbu setiap seting jadi lebih konsisten, ”nilai Wawan yang merujuk pada cam shaft dengan pinggang 18 mm dan tinggi 29 mm dan katup 32 mm (in) dan 28 mm (ex) itu.
Over size katup silinder cop. Aplikasi 32 mm & 28 mm
Hasil akhir saat sesi seting speed, untuk trek 201 meter sanggup menembus catatan waktu 8,1 detik, kondisi malam hari. “Jadi, kita tunggu saja gacoan kuda hitam lain di kelas ini, mampukah mengimbangi atau bahkan melawan, ”lantang Wawan. pid