Cara demikian yang kencang dipacu duet tuner Blitar, Andrik “Tole” Priswanto dan Dwi LKS, yang sekali lagi memandang kelas ini cukup realistis untuk terus dikembangkan. Dengan menurunkan Honda Beat, di laga road race kelas matic 130 standar dan dipacu rider potensial B. Samhan.
Racikan performa mesin kedua tuner yang membawa nama Masna GPC Rizky Agung Racing Team itu, lebih memprioritaskan pada nilai durability dan racikan CVT. Untuk kapasitas mesin, diback up piston High Speed 54,5 mm dan diteruskan penggantian katup 24 mm (in) dan 21 mm (ex). Untuk detail camshaft, menganut pinggang 21 mm dan tinggi 28,9 mm dan dikawal pegas katup CLD.
Performa mesin. Maksimalkan nilai durability & kepresisian racikan CVT.
Bahkan pada bagian ini, turut disempurnakan pembenahan porting dengan kontur flow lebih baik. “Sehingga, secara prinsip cuman meremer menghilangkan daging intake dan exhaust yang berpotensi menghalangi proses inlet dan exhaust, ”tunjuk Dwi yang meneruskan dengan knalpot free flow.
Nah, untuk perbandingan kompresi merujuk di angka 12,8 : 1, dengan rubahan muka ruang bakar, dengan tambahan squish 6 mm berkontur 12 derajat. Output turbulensi disajikan agar lebih merata, menendang seluruh bagian permukaan piston.
Dengan begitu rambatan kalor lebih merata, sekaligus memperpanjang umur ring piston. Bahkan urusan durability ini, tuner yang memiliki workshop di Modangan, Blitar itu turut mencangkok oil cooler after market di front top cover guna menstabilkan suhu oli mesin.
Oil cooler after market. Penunjang kestabilan suhu oli mesin & maksimalkan faktor durability.
Sedang doping tenaga, dilayani karbu standar sesuai regulasi yang ditetapkan. Hanya saja, diameter silinder throttle valve dan venturi bebas dan tak dianjurkan pakai lem high temp. Selain seting jetting, rombakan karbu juga berlangsung di by pass lubang vacuum diafragma. Intinya, cuman menambah responsive angkatan throttle valve saat sesuai dengan durasi bukaan butterfly.
Sipnya, dengan influenz Dwi LKS dan Tole sapaannya tadi, pelaku balap liar dominan ekspansi ke road race kelas matic. Ada kemampuan yang dimiliki tuner rumahan dan papan atas dengan level merata, saat up grade performa matic.
Belum lagi inovasi dan test case yang telah berlangsung, mulai dominan memberi perubahan ke arah signifikan. “Dan kelas seperti ini yang layaknya untuk tetap dijaga dan dibudidayakan kelasnya, ”pandangan Tole. pid