SUZUKI SATRIA F TANGGULANGIN : KEJAR 7,3 DETIK DEMI JATIM

UNTUK mempertahankan eksistensi dan prestasi nama Jatim di karapan 201 meter, Ramajaya DS7 Racing Team, Tanggulangin salah satu tim karapan 201 meter tenar asal Jatim, mempersiapkan berbagai strategi baru yang terbilang fantastis.


Selain, mengontrak rider Eko Kodok dengan nilai yang fantastis di musim kompetisi 2018 ini, H. Dilla Osato owner tim lagi memburu kuda besi berbasis Satria F 150 yang mampu menembus best time di kelas bebek 4 tak tune up 200 cc.

Cara instant demikian memang cukup efektif ditempuh, sehubungan dengan konsentrasi awal tim yang identik bertarung di sport 2 tak 155 rangka standar, tune up, bebek 4 tak tune up 130 cc dan skutik tune up 200 cc. Maka, ketika kompetisi para raja mulai bergeser di kelas bebek 4 tak tune up 200 cc, tak ada lagi istilah untuk riset dan pengembangan korekan.



"Praktisnya yang ada cuman memburu dan membeli best time, yang mampu menjadi peringkat satu, "tegas suami dari Imroatus Sholicha ini.

Dan memang terealisasi nyata, setelah Kodok sapaan ridernya mampu menembus best time 7,2 detik dan 7,3 detik, dengan back up tuner pak Cong asal Gadang, Malang. Serum korekan terbaru ada di crankshaft, gasingan dibuat ringan, hasil aplikasi bearing high speed dan tambahan lubang di 2 titik sebagai balancer.

Dihantar conrod GL-Pro Series dan piston aftermarket 72 mm. Dudukan liner pada crank case diremer, memberi speling saat liner mengalami pemuaian. Diameter luar liner diplot di 78 mm, itu artinya ketebalan liner tersisa 3 mm. Dari sisi ketahanan diklaim lebih baik.

Drastisnya peningkatan kapasitas mesin, porting intake diremer 32 mm. Gas segar dari PWK 35 mm dengan seting main jet 142 dan pilot jet 48, jadi efektif menghantar gas segar ke ruang bakar. "Itu juga hasil kontribusi dari kanibalan katup Thunder 125, yang dicustom jadi 25 mm (in) dan 22 mm (ex), "urai pak Cong.

Dan dilayani profil cam shaft tinggi 36,2 mm (in) dan 36 mm (ex), dengan lebar sama 27,5 mm. Sukses menghasilkan lift cam shaft 9,2 mm (in) dan 9 mm (ex) dan durasi 270 derajat (in) dan 268 derajat (ex).

Untuk menghela gigi rasio versi 2018 dengan perbandingan gigi 1(32-14), 2(25-15), 3(25-19), 5(23-22), dan 6(24-20), jadi makin singkat. "Cuman, butuh mendistribusikan power lebih merata saja, dari gasingan bawah sampai atas, "sebut Kodok yang bawaannya pas dengan perbandingan kompresi 13,4 : 1 dengan bahan bakar Pertamax Turbo.

Inovatifnya, pengapian pada fly wheel mereplika YZ-125 berdiameter 72 mm. Panjang pick up coil 39 mm, dipadu fulser orsi Tiger. Diback up program pengapian dari CDI BRT YZ-125, dengan timing terendah di 36 derajat saat 8000 rpm. Dan timing tertingginya 32 derajat, saat 15.500 rpm. n pid

SPESIFIKASI
Piston :Aftermarket 72 mm
Stang piston : GL-Pro Series
Katup : Thunder 125 custom
Camshaft : Tinggi 36,2 mm (in) & 36 mm (ex), lebar 27,5 mm
Kampas kopling : Suzuki TS-125
Knalpot : CKC
Karbu : PWK 35 mm
CDI :BRT YZ-125
Magnet : Replika YZ-125

 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER