Sipnya, tahap pemantapan Ferly langsung dihadapkan mesin injeksi, jadi tak lagi istilah karbu. Hal demikian dipastikan, untuk percepatan skill Ferly, saat menghadapi level kompetisi lebih tinggi diatasnya.
Satu hal yang menjadi pertimbangan, bahwasanya adaptasi membawa mesin injeksi dibutuhkan 3 step skill rider jagoan membawa kuda besi karbu. "Jadi disini nih yang menjadi alasan, mengapa dipilih jenis kuda besi injeksi," kata H. Samsul ortu Ferly sekaligus owner tim.
Terkait dengan kuda besi Z1 pacuan Ferly di kelas MP6 mix, beberapa kompartemen mesinnya seperti gigi rasio, durasi camshaft, katup, langsung ditangani sepenuhnya oleh Hawadis. Selebihnya dikembangkan oleh Masuki dan Wahyu Reso, tuner lokal Bangkalan. Sekali lagi perlu ditegaskan, bahwa tim Madura sebenarnya siap menyongsong aturan Motoprix terbaru yang notabene memakai basis gacoan mesin injeksi.
Urusan performa mesin, intake throttle body dijadikan 28 mm, diselaraskan flow rate avgas 192 cc per minute lewat maping ECU aftermarket yang diaplikasi. Demikian pula data air pressure turut dirombak, dengan data tertinggi 95. Maping demikian ini berlaku spesial saat laga di Madura dengan suhu tropis 38 - 42 derajat.
Kalau daleman silinder cop, diback up katup 26 mm (in) dan 23 mm (ex), tentu saja dengan rombakan kontur intake dan exhaustnya. Infonya, katup hasil kanibalan big bike, guna mengejar limit suhu tertinggi katup, untuk mengimbangi tipikal mesin injeksi yang temperaturenya lebih tinggi. Jadi di bagian ini, bukan hanya faktor oversize yang dibutuhkan.
"Tapi, sinkronisasi pemuaian seteng atau dudukan katup dengan katup turut menjadi perhatian, "beber Wahyu yang ngeplot durasi camshaft 276 derajat – 284 derajat, spesial melayani pasar senggol.
Nah, ketika meninjau nilai durasi camshaft, identik dengan mengejar nilai HP. Jadi beda saat laga di trek tipikal high speed. Terpenting, power produktif disini optimal diumpan di RPM lebih rendah. "Keperluan rolling speed dan lepas tikungan, ringan mengkail speed," timpal Masuki yang mensuportnya dengan bearing high speed.
Untuk karakter power mesinnya diplot dengan perbandingan kompresi 13,9 : 1, sesuai kebutuhan pasar senggol. Alhasil, maping limit RPM pada ECU dibobol hingga 12.500 RPM, yang diklaim mampu melayani gasingan as kruk saat menebas straight. l pid
SPEK KOREKAN :
ECU : Aftermarket, Knalpot : Kompetisi, Camshaft : 276 derajat - 284 derajat, Katup : Big bike, Injector : Aftermarket, Katup : 26 mm (in) & 23 mm (ex).