Sebelumnya, Hamilton cukup dominan menguasai lomba dan punya kans untuk meraih gelar juara dunianya ke-8. Apalagi, 10 putaran terakhir sudah unggul jauh dari Max Verstappen, terpaut lebih dari 10 detikan. Namun, insiden crash yang dialami oleh Nicholas Latifi dari Williams membuat kondisi lomba berubah, setelah keluarnya safety car.
Pada momen itu, tim Red Bull langsung meresponnya dengan menyuruk Verstappen untuk melakukan pit stop dan mengganti ban hard dengan soft tyre. Di saat yang sama, Hamilton yang jadi pemimpin lomba sepanjang race akhirnya juga bisa disusul, karena Hamilton masih memakai ban hard yang sudah dipanteng 43 lap sebelumnya. Apalagi, ada sedikit kontroversi saat race director Michael Masi memperbolehkan mobil-mobil yang sudah dioverlap untuk menyalip sehingga Verstappen dan pembalap lain yang pakai ban baru bisa cepat mendekat di belakang Hamilton.
Lap terakhir, Verstappen pun akhirnya membuat keputusan penting, melakukan pengereman saat dalam di tikungan lima untuk mengovertake Hamilton. Keduanya lalu saling sodok hingga tikungan sembilan, tetapi Verstappen tetap mulus untuk melindas garis finish di posisi pertama.
Tim Mercedes sendiri sempat kecewa dengan keputusan FIA dan melakukan prot, termasuk ketika safety car keluar di lap-lap terakhir. Namun, hasil seri ke-22 dari rangkaian Grand Prix F1 musim ini tetap tak berubah, dan Max Verstappen berhasil menjuarai seri tersebut, sekaligus menjadikannya juara dunia F1 musim ini, pertama dari Belanda.
Nama Max Verstappen sendiri tentu tak asing, karena dia adalah anak kandung dari salah satu driver era 1994-2003 yakni Jos Verstappen. Saat Jos masih aktif balapan, Max masih anak-anak namun sudah turun di kejuaraan karting. Namun, dari gokart inilah dia berhasil menjadi juara Eropa dan juara dunia gokart sehingga membawanya ke balapan F3 tahun 2014.
Hanya butuh waktu setahun, Max Verstappen kemudian turun di F1 secara resmi bersama tim Toro Rosso dan menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah F1 di usia 17 tahun 166 hari. Menghabiskan musim 2015 bersama tim ini, lalu mencatat hasil bagus di musim berikutnya, Max pun naik ke tim utama Red Bull menggantikan posisi Daniil Kvyat. Hebatnya, dia menjadi pembalap termuda yang meraih kemenangan di F1, saat menjuarai GP Spanyol di usia 18 tahun.
editor : punk, foto : f1