Prestasinya cukup fantastis, Lantian Juan saat laga di Palembang dan Semarang berada di peringkat ke dua. Kalau Zidane di MX GP Palembang berada di peringkat 2 dan di Semarang sukses naik podium teratas. Sedang Lewis saat laga di MX GP Palembang berada di urutan 14 dan saat di Semarang berada di urutan 12.
H. Rokhmawan. Cermat menilai konsep kontur trek sirkuit MX GP & ada nuansa standarisai pemerataan di negara berbeda yang menjadi tuan rumah.
Ada catatan yang sifatnya jeli dan komprehensif dari sosok H. Wawan, sapaan bos yang terkenal dengan jiwa sosial tinggi itu, saat mengamati kemasan MX GP di Palembang dan Semarang. H. Wawan penasaran dan ingin memecahkan teka teki jenis kontur trek sirkuit MX GP.
Sebab, saya menilai spesial diolah dengan gabah untuk membentuk limit dan tingkat kekerasan sebagai standarisasi FIM. Bisa jadi, untuk mengkalibrasi perbedaan kontur tanah di setiap negara, yang kebetulan dijadikan tuan rumah MX GP. Menurut H. Wawan, crosser lebih mudah adaptasi, kental kalau penyelenggara menghendaki satu jenis kontur dan tipe trek yang disepakati, untuk semua sirkuit MX GP.
Kalau diilustrasikan ke Moto GP, juga ada persamaan. Tipe aspal yang diaplikasi dan dikehendaki satu jenis, telah terstandarisasi di semua sirkuit di negara-negara yang aktif, menjadi tuan rumah Moto GP. Ketika dikaitkan dengan skill crosser tanah air, yang baru saja beradaptasi dengan jenis trek MX GP, jawaranya mudah ditebak.
Mengingat, jenis kontur trek MX GP diklaim paling mudah dipelajari, sejak awal start sampai finish, konturnya memiliki persamaan. Ada karakter atau ciri khas cara membawa motor, yang bisa dihafalkan, dengan ritme tinggi rendah RPM yang sama. “Soal traksi mudah terukur, demikian pula soal seting suspensi, seolah makin mudah dievaluasi dari input jenis kontur atau trek sirkuit, ”pengamatan H. Wawan.
Kontur trek sirkuit motocross di daerah. Crosser tanah air seharusnya jauh lebih berpengalaman & terbiasa laga di kombinasi trek alami.
Logikanya, ketika dibandingkan saat laga di Jatim, kondisi kontur trek memakai tipikal asli tanah seputaran sirkuit. Kalau sudah main gali sini, tambal sana dan dicampur kerasnya kontur tanah asli, berarti ada 3 tipe tanah, yang wajib dihafalkan dan mesti dicari jawabanya. Dengan begitu, ada berbagai model dan gaya membawa motor yang mesti diterapkan sebagai output adaptasi. Cuman, penilaian itu, bisa berlangsung tapi hanya saat training, sebab kondisi tak berada dibawah tekanan.
Tapi, lain lagi ceritanya saat berkompetisi dibawah pressure yang tinggi. Handgrip seakan tak boleh nutup, kalau sudah begitu feel crosser saat melayani ketiga jenis kontur trek tanah tadi, sifatnya jadi spekulasi, tapi ironisnya masih bisa prestasi. “Justru pada point ini, crosser yang biasa laga di motocross daerah, seharusnya merasa diuntungkan saat laga di MX GP, ”puji H. Wawan.
Metodhe pembandingnya simpel, saat di MX GP gaya dan karakter bawaan motor sudah terbentuk oleh kontur trek sirkuit yang memiliki persamaan, dibanding saat laga di daerah yang meraba dan spekulasi. Jadi, amat sangat layak ketika crosser Jatim bisa menguasai podium di MX GP, sesuai dengan kelas-kelas yang disepakati.
INGIN MEMBAWA PERUBAHAN DI MOTOCROSS JATIM & MENYERAP ILMU DARI MX GP
Skala prioritas, ketika meninjau latar belakang tim-tim motocross yang berlaga di MX GP, cukup banyak variabelnya. Nomer satu tetap gengsi yang menjadi alasan utama, selebihnya mencari sparing partner crosser-crosser papan atas tanah air. Mengingat, secara kemasan dan bajet laga di MX GP, lumayan tinggi. Otomatis disini terjadi filterisasi, identik tim mapan dan bejibun sponsor yang berlaga.
H. Rokhmawan owner Boss Mild Group, Pasuruan, Pandaan. Terobsesi memacu level kompetisi crosser Jatim sebagai bentuk kepedulian dunia motocross Jatim.
Dengan data tim-tim pembanding demikian ini, saya jadi bisa mengukur secara keseluruhan, kapasitas amunisi dan kualitas SDM, hingga trend option part racing yang lagi nge-hitz. Sebab, saya orangnya visioner, selalu harus ada perubahan dan perkembangan. Misal, kalau ada option part racing yang baru yang dipakai crosser-crosser dunia, mungkin saya bisa up date, agar mampu membawa perubahan level kompetisi motocross di Jatim. “Sebab, kalau satu mulai panas, yang lain pasti ikut terpacu, ”senyum H. Wawan.
Termasuk soal detail desain sirkuit, memang sengaja saya ajak keseluruhan awak tim Boss Mild Production penyelenggara rangkaian seri Boss Mild Grasstrack & Motocross Openchampionship 2019, untuk melihat langsung detail dan kualitas sirkuit. “Jadi, di sisi dan bagian mana saja yang bisa dijadikan bahan masukan dan pengembangan, di seri even Boss Mild Grasstrack & Motocross Openchampionship 2019, ”urai H. Wawan.
Statetment H. Wawan memang beralasan, sehubungan dengan seri Boss Mild Grasstrack & Motocross Openchampionship 2019. Perlu adanya siklus peningkatan kualitas kompetisi yang didalamnya turut memacu kualitas kompetisi. Minimal terjadi up grade skill dan bukan malah stagnan atau jalan di tempat. Motocross layak dibawa dinamis, memainkan tensi crosser agar kompetisi selalu terjaga lebih fresh.
Alasan itu pula, di tengah tahun musim kompetisi 2019, saya berusaha up grade formasi. Memasukan nama-nama crosser potensial baru, semangat berkompetisi yang baru juga. “Kalau sudah begitu, saya yakin semua tim yang merasa menjadi rival Lewis, M. Excel, Rafi Ade, M. Zidan dan Desmont, akan terus berbenah hingga terjadi up grade level kompetisi, ”wejang H. Wawan. pid