
Alih-alih mendapatkan keuntungan kebijakan sementara, VinFast justru memperkuat komitmen lokalisasi dengan menempatkan Indonesia sebagai pusat utama strategi kendaraan listrik di regional. Kariyanto Hardjosoemarto selaku Ceo VinFast Indonesia mengatakan bahwa pabrik VinFast di Subang ini memiliki makna yang lebih jauh dari sekedar fasilitas produksi.
Pabrik ini merupakan jangkar strategis yang mencerminkan kepercayaan besar VinFast terhadap Indonesia sebagai “Rumah Kedua” sekaligus calon episentrum transformasi mobilitas listrik di Asia Tenggara. Ditambahkannya bahwa pabrik VinFast Subang telah resmi memasuki fase operasional dan bukan sekadar peresmian seremonial. Hari ini menandai transisi VinFast dari tahap persiapan menuju tahap eksekusi. Namun demikian, produksi massal direncanakan akan dimulai pada Januari 2026, sejalan dengan rencana peningkatan kapasitas (ramp-up).
“Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan memfokuskan upaya pada penyempurnaan lini produksi, validasi sistem, serta memastikan kesiapan penuh dari sisi kendali mutu, logistik, dan operasional. Setelah produksi massal dimulai, kendaraan yang diproduksi di Subang akan segera didistribusikan ke jaringan dealer VinFast,” tegas Kariyanto Hardjosoemarto.
Pada tahap awal (Fase 1), VinFast telah menginvestasikan lebih dari USD 300 juta. Secara keseluruhan, pabrik VinFast di Subang dikembangkan secara bertahap dengan total nilai investasi yang direncanakan mencapai lebih dari USD 1 miliar.
Besarnya komitmen investasi ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pasar global paling strategis bagi VinFast. “Kami tidak hadir untuk jangka pendek. Seiring pertumbuhan permintaan dan perluasan kapasitas, fase investasi lanjutan akan diumumkan untuk mendukung pendalaman lokalisasi, diversifikasi produk, serta pengembangan ekosistem,” tandasnya.
Pabrik VinFast di Subang dirancang untuk merakit kendaraan listrik setir kanan yang disesuaikan khusus dengan kebutuhan pasar Indonesia. Pada tahap awal, model yang akan diproduksi meliputi VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7, yang mencakup beragam kebutuhan mobilitas perkotaan, mulai dari mobil kompak perkotaan hingga SUV segmen C yang serbaguna. Ke depan, fasilitas ini juga dipersiapkan untuk mendukung lini produk baru, termasuk MPV listrik dan sepeda motor listrik.
Saat ini, pabrik Subang berfungsi sebagai fasilitas perakitan dan belum memproduksi baterai. Meski demikian, kolaborasi terkait baterai tetap menjadi bagian penting dari strategi ekosistem jangka panjang VinFast, sejalan dengan arah pengembangan industri nasional Indonesia.
Berbicara tenaga kerja, tentunya akan didukung tenaga kerja lokal yang mayoritas karyawan yang akan direkrut dari wilayah Subang dan sekitarnya. Pabrik ini diproyeksikan dapat menciptakan sekitar 5.000 hingga 15.000 lapangan kerja langsung, dengan dampak ekonomi yang signifikan dan berkelanjutan.
Secara paralel, VinFast akan mempercepat ekspansi jaringan ritel nasional. Bersama V-GREEN dan GSM, VinFast Indonesia juga akan memperluas infrastruktur pengisian daya serta layanan mobilitas guna mendukung adopsi EV yang lebih luas dengan keyakinan bahwa pasar EV Indonesia akan memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat pada tahun depan, didorong oleh harga yang semakin terjangkau, jaringan pengisian daya yang kian luas, serta meningkatnya kepercayaan konsumen. Kondisi ini menciptakan fondasi yang solid bagi pertumbuhan VinFast secara berkelanjutan.
Keputusan investasi VinFast didasarkan pada strategi jangka panjang, bukan pada insentif sesaat. Setiap kali memasuki pasar baru, VinFast berkomitmen pada pendekatan menyeluruh yang berfokus pada daya saing berkelanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang. Indonesia merupakan pasar EV yang sangat strategis dengan fundamental yang kuat. VinFast ingin menjadi salah satu pelopor yang berkontribusi nyata terhadap pengembangan industri dan transisi mobilitas hijau di Tanah Air.
Berakhirnya insentif impor tidak melemahkan komitmen tersebut, justru menegaskan pentingnya pembangunan kapasitas lokal. Bagi VinFast, Subang bukan sekadar pabrik. Ini adalah pernyataan kepercayaan terhadap masa depan Indonesia.
Foto / Teks : MasDon

