Termasuk rider belia Gilang Rahman Pranata yang belakangan sukses menjadi jawara di kelas Mini Gp 4-9 tahun dan kelas Mini Gp 10-12 tahun. Hal demikian juga sebagai input positif Gilang, yang dibesarkan dan familiar dengan lingkungan keluarga racing.
Usia Gilang yang masih di 9 tahun terbilang strategis, sebab bisa laga dengan rival sepantaran bahkan dengan rider diatas umurnya. “Terpenting kita bangun keberanian mental bertanding lebih dulu, ”tegas Mamank Surya ayah Gilang yang identik membawa nama tim CV Saiya Tani Makmur Badru Tamam, Pamekasan.
Bunda Surya, Gilang & Mamank Surya. Setia mensuport hingga level Asia & intens mengawal proses penjenjangan putranya sejak laga di Mini Gp.
Sipnya, Ila Surya yang akrab disapa Bunda Surya ibu dari Gilang turut setia mengawal, memberi motivasi. “Jadi, memang sepakat putra kita kader menjadi pembalap top sejak usia dini, kelak saat berprestasi di kancah nasional dan Asia, bisa membawa nama Pamekasan dan Madura,”optimis Bunda.
Abay PNR 138 dan Dofir 78 sebagai pemilik tim, juga terobsesi menghantar Gilang hingga di puncak prestasi. Termasuk Badru Tamam pemuka otomotif Pamekasan, all out mensuport Gilang. Itu artinya, secara strategi dan perencanaan mengkader Gilang, terbilang kompleks.
Bahkan siswa SDN Bugih III, Pamekasan, harus pandai memenej waktu di usia yang relatif dini, kapan saatnya bermain, latihan, belajar dan membalap. Spesial untuk mengajari cara mengatur waktu, sepenuhnya yang dihandel istri saya. “Tapi, prosesnya juga bertahap, lagi-lagi keinginan Gilang yang ingin menjadi rider top, akhirnya bisa juga cara memenej waktu,”terang Mamank.
Nah, setelah teratur dengan benar, giliran saya menyisipkan pelatihan fisik dan fisik. Prosesnya juga step by step, pemanasan, merecord fisik kemampuan Gilang, sampai terus memacunya. Tapi, di setiap latihan fisik ini saya selalu membawanya ke atmosfir yang enjoy, rileks dan fokus. “Sehingga, hasil latihan fisiknya pelan tapi pasti mulai mempengaruhi gaya balapnya, ”yakin Mamank.
Demikian saat pelatihan skill, tak cuman mengajari u-turn, chicane, late braking atau fast corner. Tapi, lebih penting saya kenalkan lebih dulu tipikal mesin Mini Gp, terkait dengan jinak dan galaknya akselerasi, beban, dimensi dan riding style yang benar.
Rider belia Gilang R Pranata. Di usia relatif belia cepat beradaptasi dengan kuda besi & rencana ke depan ditraining naik bebek 150 cc.
Sebab, Mini Gp dengan lingkar roda yang relatif kecil, setiap rider belia yang berlaga di kelas ini rata-rata bisa. Logikanya, roda kecil efek sentrifugalnya minim. Nah, pertimbangan itu saya briefing ke Gilang, bagaimana cara mengolah tipikal mesin Mini Gp, bisa istimewa cara membawanya.
Alhamdulillah, tak pakai lama, Gilang semakin mudah improve, Misal, di fast corner, dia paham kapan saatnya menambah bukaan hand grip. Termasuk racing line, Gilang mulai mudah mengingat, kalau masuk di titik luar efek rollingnya ke dalam.
“Jadi, ketika mengamati terus dari perkembangan skill Gilang, kemungkinan tahun depan saya berani untuk melatih Gilang naik bebek 150 cc, sebab sudah mulai ada bakat mengarah kesana, ”optimis Mamank.
Dan kesuksesan Gilang di balap Mini Gp ini, juga berkat dukungan bapak Junaidi guru Matematika dan ibu Jamus kepala sekolah SDN Bugih III, Pamekasan, yang setia turut memberi motivasi kepada Gilang.
Harapannya, selain diproyeksikan untuk melambungkan nama Pamekasan dan Madura di kancah balap bergengsi sampai level Asia, Gilang diharapkan mampu memberi energy positif ke lingkungan. Hingga mampu mendorong pertumbuhan dan regenerasi rider belia potensial asal Madura. pid