Agus Tole nomer start 9. Bersama penghobi supermoto Jatim saat pengukuhan supermoto menjadi supporting class di road race Jatim.
Selamat siang, otre sempat bingung ketika melihat anda saat laga di kompetisi supermoto. Terbesit, pertama kali melihat anda berlaga, terkesan enjoy dan luwes. Tapi, kok baru eksis di 2017 bahkan banyak yang penasaran siapa Agus Tole. Jadi, terkesan anda justru lama aktif membalap dari luar provinsi Jatim, kemudian pindah ke Jatim. Bisa diceritakan bagaimana yang sebenarnya ?
Bener juga sih, saya sering muncul dan berhenti kemudian muncul lagi, tapi tetap di Jatim terus. Terhitung sejak tahun 00 aktif di GTX sampai di 07, kemudian vakum lagi. Di 09 coba ke adventure naik special engine, disini cenderung bersama komunitas dan hampir tak pernah ada di hasil kejuaraan nama saya. Hingga di 2014, memutuskan lagi untuk laga di MX kelas excecutive dan aktif di adventure.
Bersamaan dengan kesibukan saat proses merintis bisnis yang lagi saya kembangkan, jadi intensitas balap berkurang. Rentang 3 tahun hingga 2017, kemudian aktif membalap lagi di MX kelas executive, sejak di 2017 mulai stabil dan aktif berlaga di kompetisi MX executive. Bersamaan dengan itu, supermoto mulai berkembang.
Timing-nya juga tepat, lagi on fire Daniel Tangka terus memprovokasi buat laga di supermoto. Setelah uji coba, ternyata banyak tantangan dan variabel teknik yang belum saya miliki. Dari kekurangan itu, akhirnya minat berlatih itu muncul dan terus ber-experience di even supermoto baik level international dan daerah, sampai sekarang.
Training skill lebih intens. Biasa diberlangsungkan di sirkuit intenational GBT, Surabaya & Kanjuruhan, Kepanjen.
Ketika mereview perjalanan karier balap anda di dunia otomotif, pasti ada cerita menarik dan berkesan, sebenarnya kapan anda memulai-nya ?
Nah ini jadi terbongkar, di era Suzuki Crystal, Force 1, RG-R150 saya sudah aktif berlaga tapi di balap liar. Jadi tepatnya di era 96-an. Saat itu, aktif berlaga dengan kubu Dwi Betek, Malang. Tapi, ingat ya di tahun itu balap liar bukan kenakalan remaja, tapi semacam trend atau fenomena bola es yang terus menggelinding. Di satu sisi even balap juga jarang, kalau-pun ada jaraknya juga jauh.
Dan ketika saya menilai dari kaca mata saat ini, di era 96 perkembangan dunia otomotif kurang balans. Antara percepatan teknologi yang terus disodorkan pabrikan dan intensitas even balap sebagai proses untuk mengakomodirnya.
Dan kalau ditanya mengapa sampai sekarang saya berlaga di balap, bisa dikatakan mungkin lebih tepatnya saya penyuka tantangan. Di tahun itu juga saya pernah bergabung dengan Ali Peterongan, Jombang maestro 2 tak tanah air, yang ikut mengembangkan teknologi 2 tak di segmen balap.
Berkontribusi menghidupkan supermoto di tanah air. Saat menghadiri acara tumpengan aniv supermoto Jatim saat menginjak 2 tahun di sirkuit GBT, Surabaya bersama sesepuh otomotif Jatim.
Apa sih pandangan anda dengan supermoto ?
Olahraga otomotif hasil up grade dari MX. Basic skill yang dimiliki crosser, secara kemampuan bisa dijadikan sebagai basic ke olahraga otomotif apapun, termasuk supermoto. Masuk dan berkembang, memiliki timing yang pas di awal 2015.
Crosser jadi bisa ber-experience, mengembangkan bakat dengan suasana kompetisi baru. Dari sisi perkembangan kompetisi otomotif, supermoto tampil menawarkan kompetisi berbeda.
Supermoto seakan memulai atau merestart, para pelakunya dalam sebuah kompetisi baru, dengan rider-rider jagoan baru yang belum terjadi istilah dominasi. Dan saya pribadi juga terlibat langsung di Asosiasi Supermoto Indonesia, sebagai kontribusi untuk membesarkan supermoto di tanah air.
Bagaimana anda mengatur dan membagi waktu antara aktivitas dan hobi berlaga di supermoto ini ? Apa resep untuk bisa seiring sejalan antara aktivitas dan hobi yang anda tekuni saat ini ?
Awalnya, pernah usaha membuka diler moto, tapi saya nilai terlalu kental dengan menunggu bola. Saya di bisnis agresif dan suka dengan hal yang sifatnya inovasi dan terobosan mencari ceruk pasar baru. Sebab, itu saya kembangkan terus. Tapi, dengan segmen sama, yakni penjualan motor, dengan scoop lebih luas. Lebih tepatnya menjadi suplier motor – matic roda dua ke Asia Pasific dan Afrika, di bawah naungan PT. Digital Praja Makayasa.
Di aktivitas bisnis ini, saya lebih banyak mobile dan lebih mudah membangun hubungan dengan kolega baru, para saudagar yang banyak sedikitnya sama-sama mania otomotif. Terutama, saat mencari unit dan stock motor – matic roda dua, sesuai order atau pesanan. Hingga, ikut saya tebar virus supermoto ke mereka. Jadi, aktivitas tetap saya dasari dengan hobi otomotif dan berlangsung enjoy. Prinsipnya saya atur seiring sejalan.
Aktivitas Agus Tole sebagai supplier motor - matic skala Asia pacific & Eropa . Tetap menjaga hobi & bisnis berjalan in line.
Memasuki usia 41 dan aktif laga di supermoto, praktis menuntut anda lebih jeli untuk tampil dengan performa prima. Belum lagi faktor nyali dan adrenalin. Mengamati anda saat balap sejauh ini, tak ada masalah. Bagaimana anda memenej soal fisik, mental dan mempertahankan karakter sebagai rider ?
Setiap hari bersepeda naik MTB, wilayah ke seputaran wilayah Gadang, Malang. Saya usahakan rutin dan wajib setiap pagi. Kemudian lanjut dengan latihan fisik yang sifatnya swadaya, seperti sit up, push up dan angkat barbell.
Kadang, ikut senam dengan istri saya, tapi saya ambil pelajaran yoga buat latihan olah nafas, kontrol emosi dan berusaha rileks. Sejauh ini, yoga yang banyak memberi input saat laga di supermoto, terutama saat laga dibawah tekanan rival. Kontrol emosi jadi mudah dan konsentrasi makin fokus dan teratur.
Sisi lain, ketatnya kompetisi supermoto non special engine yang lagi ramai digelar, seakan peluang menang terbuka lebih lebar. Sehubungan dengan dimulainya babak baru untuk menciptakan kuda besi yang bengis dan tentu saja durability juga mutlak diciptakan. Pada point ini, apa sih rahasia performa kuda besi anda begitu stabil dan identik berada di runner up.
Point ini yang juga menjadi kelebihan supermoto, semua tim berkesempatan berinovasi meluncurkan performa kuda besi terbaiknya. Saya memilih yang pasti-pasti saja di workshop Conks Speed di Bumiayu, Gadang, Malang yang juga menjadi legend 4 tak di tanah air.
Tak banyak request, cuman saya sampaikan pertama maping rival sampai levelnya, kemudian gimana cara membuat CRF 150L gacoan saya tahan dan pas untuk kebutuhan supermoto.
Workshop racing Conks Speed, Bumiayu, Gadang, Malang. Menjadi rujukan up grade performa & pilih yang pasti-pasti saja.
Perjalanan supermoto terbilang pesat, baik perkembangan dan improve penyelenggara ke even ini. Puaskah anda selama ini dan apa saja himbauan anda ke penyelenggara balap agar supermoto lebih hidup dan terus berkembang ?
Cukup puas, apalagi di tahun ini masuk di agenda supporting class di even road race. Memang di tahun ini masih dalam tahapan sosialisasi, kemungkinan di tahun ke dua akan lebih pesat lagi. Indikasinya, mulai banyak rider road race, yang ikut berlaga di supermoto.
Himbauan saya, penyelenggara layaknya lebih peka lagi, seiring dengan menindak lanjuti perkembangan supermoto. Kapan saatnya dibuka kelas baru lebih menantang, sajian sirkuit berbanding safety, sampai skema jadwal latihan, sampai final.
Agar masa transisi setelah laga di level nasional terus ke daerah, tetap dapat kualitas kompetisinya. Tapi, sejauh ini cukup baik dan layak, mungkin Pemprov IMI Jatim di masa-masa ini juga mulai mengkaji. Saya juga intens berkomunikasi dengan mereka.
Bio data
Nama : Agus tole sunanto
Tempat & tanggal lahir : Malang 1978
Tim : Rabbani Djagung Conk CKC JPX, Malang
Alamat : Perum Rajasa Residence F1 Gadang, Malang
Anak : Luwis Jamila, Marco Marquez, Romi Getzer