Formasi rider terbaru di akhir tahun ini diperkuat Iqbal, Soleh Yahombe dan Ade Mrongky. Jawara di kelas bergengsi sport 2 tak 155 rangka standar menjadi obsesi Doni yang kali ini diback up juragan walet asal Palembang.
Bahkan, untuk up grade performa mesin langsung diorder ke Poter, Jogja, sekaligus dijadikan pembanding dari sisi output HP dan torsinya. "Cuman, final setingnya tetap saya kembangkan terkait suhu dan tipikal aspal beberapa sirkuit karapan yang ada di Jatim," urai Doni.
Hasil akhirnya, saat dipacu Ade Mrongky di even karapan Blitar, beberapa waktu lalu sanggup menebas catatan waktu 7,2 detik. Padahal 2 tahun lalu masih berkutat di 7,6 detik dan 7,5 detik, untuk kelas ini. Dengan kuda besi yang sama, Iqbal dan Soleh mesti puas di bawah catatan waktu Ade Mrongky.
Racikan korekan terbaru kali ini, infnya ada yang beda pada racikan gigi rasio, dengan detail perbandingan gigi 1(32-16), 2(28-19), 3(23-20), 4(24-22), 5(23-23) dan 6(21-19). Performa gigi 1, 2 dan 3 rata dan rapat, sehingga interval durasi panteng giginya tak bisa lama. Sedang, performa gigi 4 dan 5, mesti jeli memainkan respon hingga limit power bandnya.
Pertimbangan gigi rasio 4 dan 5 yang diklaim produktif itu, karbu NSR 150 diremer hingga 31 mm dan dihantar membran KX 85. Diteruskan tinggi lubang transfer yang kini menjadi 42,5 mm. Dipadu tinggi lubang buang 29 mm yang diolah knalpot Cream Pie.
Finishingnya, pengapian dikontrol CDI RC-100 sistem 4 kutub model AC. Identik memiliki kurva pengapian rapat diatas 6000 RPM. Maka, sinkron saat dikombinasi perbandingan kompresi di 7,7 : 1. "Cuman, pembenahan tipikal bawaan start mesti berani mengumpan di atas 5000 RPM, "urai Doni.
SPEK KOREKAN
Knalpot : Cream Pie model Python
Karbu : NSR 150 remer
CDI : RC-100
Membran : KX 85
Gigi rasio : 1(32-16), 2(28-19), 3(23-20), 4(24-22), 5(23-23) dan 6(21-19)
naskah/foto : pid