Yamaha FIZ-R - Kediri : Porting Tekno Lama, Tembus 8,3 Detik

Yamaha FIZ-R - Kediri : Porting Tekno Lama, Tembus 8,3 Detik

Yamaha FIZ-R - Kediri : Porting Tekno Lama, Tembus 8,3 Detik

LAGA KELAS bebek 2 tak 116 standar open memang lagi membludak. Selain, diramaikan oleh tuner pendatang baru, banyak juga tuner kawak yang berlaga disini. Mengingat kelas ini yang diklaim paling lama di karapan 201 meter, bisa juga disebut sebagai cikal bakal kelas di karapan 201 meter dan kemudian berkembang menjadi kelas bebek 2 tak 130 tune up.


Makin kesini, kelas ini menjadi parameter kepiawaian tuner, mengingat minimnya regulasi yang diplot di kelas ini.

Termasuk Endi Jati Koto, tuner P2Ar Kete Kete Top Arista Lele maboer, Pare, Kediri yang sukses membangun F1Z R pacuan fandi Cuplis dan Akhir Cakar. Sipnya, saat ini sukses membekukan best time 8,3 detik kondisi trek basah. Itu artinya saat trek kering, catatan waktu makin singkat.

Korekan terbaru pada bebek 2 taknya fokus pada pembenahan knalpot. Dimensi perut disusut 20 mm, konteks demikian ditujukan untuk meminimalisir induksi gas buang. Disempurnakan leher knalpot Suzuki A-100, dengan dimensi leher 29 mm. Ketika dibandingkan dengan leher orsi F1Z R yang cuman 25 mm, maka ada perbedaan yang signifikan.

“Flow gas buang jadi kian singkat. Gas segar yang ikut terbuang tak lagi diturbulensikan dan dibakar ulang,” yakin Koto sapaan tunernya.

 

Dengan demikian pembakaran lanjut jadi sempurna. Konsekuensinya, Pertamax turbo wajib dibuat deras, lewat pemakaian main jet 155. Balancingnya, debit udara juga dimaksimalkan dengan meremer silinder skep jadi 25 mm dari standarnya 22 mm. Ketika dipadukan perbandingan kompresi 7,8 : 1, bawaan motor wajib gantung kopling. Pada zona gasingan bawah ini, turut ditunjang pilot jet 35 dan bukaaan stelan angin 1,5 putaran penuh.

Urusan porting silinder, Koto mematok tinggi lubang transfer 42 mm dari standarnya 43 mm. Memang sih minimalis, hasil request dari rider. Transfer minim, bawaan motor jinak tapi speed dapat. Kalau dikaitkan dengan rombakan karbu dan seting main jet pilot jet, tetap sinkron. “Jadi tak ada istilah, ngook lantaran kebasahan, ”yakin tuner yang mulai buka training school mekanik itu.

Lebih lanjut, tinggi exhaust 25 mm dan lebar 42 mm, berkontur trapesium tebalik. Ini adalah porting silinder awal, jadi balik lagi ke tekhnologi lama. “Sebab, efeknya diklam makin licin saat gigi 3 diopr ke 4, ”yakin Koto yang menyetingnya dengan final gear 14-39 dan CDI F1Z R full clutch. l pid 

SPESIFIKASI
MEMBRAN : Daun Moto 1 PISTON : NPP 125 (53,25 mm) BEARING AS KRUK : C3 KNALPOT : Leher A 100 & perut disusut FINAL GEAR : 14-39 CDI : F1Z R full clutch REMER KARBU : 25 mm


 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER