“Kalau karbu, kita sudah lama berjaya. Ini injeksi dan itu tantangannya karena belum banyak. Best-time sementara ini masih 7,7 detik dengan joki Rully PM, “ujar Vincent Wijaya selaku pemilik tim yang bermarkas di Jakarta ini.
Vincent VRG memang identik dengan prestasi spesial di kelas-kelas matik. Angka 7,7 detik itu sudah dapat meraih podium juara matik tune-up s/d 200 cc saat dragbike Cicangkal, Banten beberapa waktu lalu, Lebih lanjut diinvestigasi, mekanik Tonk Sonic mengaku bahwa dalam konteks tertentu, ia masih terkendala spare part. Seperti Throttle-Body saat 2 tahun lalu, belum ada yang berdiameter 33 mm.“Jadi ini kita pesan khusus ke BRT karena 2 tahun lalu belum ada yang jual, “ujar Tonk Sonic yang pede dengan injektor 12 hold dan pede menggunakan ECU BRT Juken 3. Disebutnya bahwa angka RPM 12.000 sudah relatif tinggi di level kudabesi transmisi otomatis. Tenaga menengah ke atas menjadi fokus utama riset.
Durasi camshaft bermain di angka 265 dan 260 derajat untuk sisi masuk dan buang. “Jadi matik memang tidak dapat bermain di RPM tinggi. Secara umum camshaft dan kompresi sama dengan waktu dengan karburator. Hanya memang butuh mapping ulang pengapian, “tegas Tonk Sonic yang sebelumnya sukses membawa Mio VRG 200 dominan meraih jawara. Tapi itu masih dengan karbu.
Pada bagian lain, Tonk Sonic juga mengaplikasi rangka Nouvo yang lebih pajang dari Mio. Efeknya, body lebih mudah dikendalikan terlebih di RPM bawah dan menengah saat momen start.
“Saah satu riset yang sedang berlangsung ialah desain knalpot. Saat ini produk Mr. Cha dari Thailand. Kedepan kita akan memakai knalpot R9 yang saat ini sedang dalam proses, “tambah Tonk Sonic. Kita tunggu saja perkembangan riset lebih lanjut. Ayo siapa yang tertarik pula untuk riset Mio bore-up 200 cc dengan sistem injeksi. l ogy
SPESIFIKASI :
PISTON : 65, KLEP : 33 dan 28 mm, THROTTLE BODY : 33 mm (BRT), ECU : BRT Juken 3, ROLLER ; 8 gram, KNALPOT : Mr. Cha (Thailand)