Maka, hal yang wajar pula, ketika hobi Rico sukses menjadi influenz buah hatinya Diaz Permana Putra crosser cilik potensial, yang mulai menebar ancaman di kelas special engine 65 cc Pro dengan membawa nama Mandiri Jaya MX, Kupang. Bahkan kabar pastinya, Diaz sengaja dikader untuk menciptakan sosok crosser bintang penerus zona Kupang, yang telah lama kian terkikis di dunia motocross.
Keseriusan Rico itu pula , ditunjukkannya dengan menerbangkan Diaz ke padepokan Johny Pranata MX Academy (JPMA), Lamongan, untuk digembleng menjadi calon crossser berprestasi sebagai wakil Kupang. Johny Pranata, Hendry Yusuf dan H. David sebagai pelaku kawak garuk tanah di Indonesia sekaligus sebagai motor JPMA, tentu saja sukses memberi energy positif ke Diaz, untuk menjadi numero uno. Berikut hasil wawancaranya saat didampingi oleh Thibar asistennya di padepokan JPMA, Sukodadi, Lamongan ;
Diaz Permana Putra Crosser. Saat menjadi jawara kelas 65 cc di Kratingdaeng Power Track 2018, Bali
Selamat siang Diaz, boleh minta waktunya sebentar ya. Apa sih yang mendasari Diaz suka dengan motocross ? Siapa awal instrukturnya ?
Awal suka dengan motocross itu, sejak kecil kelas 2 SD. Sebab, setiap hari di rumah selalu lihat trail, special engine dan motor grasstrack milik papa. Belum lagi saat teman papa nongkrong di rumah, saya makin pingin naik motor dibonceng ramai-ramai kesana kemari. Eeeh nggak tahunya, malah dibelikan mini trail 50 cc, diajak beradventure. Dari situ ketika saya dinilai ada bakat, kemudian berkembang dibelikan minimoto dan KTM 65 cc, untuk diajari bermain motocross. Instrukturnya ya papa, berdasar pengalaman dia saat membalap. Tapi ada juga teman papa yang suka ngompori dan ngasih semangat, jadinya makin terpacu untuk ngegas dan ngegas.
Sejak kapan Diaz mulai ikut kompetisi motocross ? dimana ?
Persisnya di tahun 2016, masih berlaga di seputaran Kupang, NTT dan Timor. Sebatas pengenalan motocross awalnya kelas mini moto. Setelah mengenal lebih dalam dan pingin yang lebih bergengsi, ganti KTM 65 cc, awalnya juga jatuh bangun dan nangis, gas lagi sampai finish. Tapi, sejak di 2017 prestasi lumayan, seputaran Kupang, NTT dan Timor.
Lantas, bagaimana ceritanya hingga sampai di padepokan JPMA ?
Papa pinginnya berlatih professional dan prosedural macam sekolahan, sebab papa menilai perkembangan motocross cukup pesat dibanding jaman papa membalap. Agar tak salah langkah, sekaligus bisa mengimbangi musim kompetisi 65 cc, dikirimlah saya ke JPMA yang dinilai papa paling gemilang prestasinya. Serta diback up instruktur berpengalaman dan terbukti nyata mencetak crosser bertalenta.
Nah, kalau di hari minggu sekarang ini, lagi ngapain ?
Biasa om kita lagi training skill rutinitas MX Training, mumpung cuacanya cerah.
Tekhnik mengumpan power. Bekal sukses menunjang Diaz melahap double jump.
Pelajaran apa sih yang paling sulit, saat latihan ?
Tak ada yang sulit, sebab proses trainingnya serba bertahap. Jadi yang dulu saya takut jumping tinggi, akhirnya pelan-pelan jadi nggak takut. Ada proses untuk melawan takutnya. Seperti, latihan akselerasi, rolling speed dan titik pengereman. Konsepnya, diulang-ulang hingga sempurna, sampai mendapatkan speed dan titik pengereman sesuai harapan om Hendry. Setelah pemanasan tadi, kemudian mengitari sirkuit dan dimonitor langsung oleh om Hendry. Saya paling suka pelajaran cara mengumpan power, sebab bagian ini menurut saya yang jarang dimiliki crosser seumuran saya. Padahal, penting menjadi bekal skill untuk jumping dengan sempurna.
Dari semua bagian variable trek sirkuit JPMA, di titik mana mana sih yang banyak memberi perubahaan ?
Double jump om, awalnya susah. Sebab titik double jump-nya setelah berm. Jadi, kapan mulai nge-gas mengumpan power harus nyambung dari titik berm. Jadi, kalau powernya tak diumpan mulai di berm, mustahil untuk melewati double jump. Otomatis di berm dulu saya harus berani ngegas sampai mesti singkat memangkasnya, kemudian lanjut menghajar double jump lebih sempurna. Tapi, ada proses yang nggak singkat om, diulang-ulang sampai bisa.
Diaz & Thibar Mandiri Jaya MX Team Kupang. Kompak semangat mengikuti training di JPMA, Lamongan demi nama Kupang, NTT.
Apa kelebihan JPMA, kalau menurut Diaz ?
Pola trainingnya istimewa, masuk sejak di bulan juli 2018, eeeh sekarang saya bisa melewati double jumping. Dari situ saja, peluang menjadi jawara lebih dapat. Sebab, catatan waktu jadi makin singkat, dibanding memangkasnya satu per-satu. Terus, training fisik yang diajarkan, banyak ilmu baru dan perubahan yang saya dapat. Saya jadi lebih lincah dan tak mudah lelah. Ada bagian yang paling saya suka, untuk instruktur dan murid lain seperti keluarga di rumah, semuanya dididik santun ke semua orang. Jadi, lebih betah sekolah di JPMA.
Hobi Diaz bersepeda di sirkuit. Mempermudah berimajinasi mengenal sirkuit & gaya membawa motor.
Selain, suka motocross Diaz hobi apalagi yang asyik dan berlangsung sampai sekarang ?
Main sepeda gunung di sirkuit om. Sebab, naik sepeda lebih mengenal kesulitan dan berimajinasi saya harus bagaimana, untuk melahap setiap variabel trek. Ketika saya ngotot mengayuh, disitu pula saya harus ngegas. Bersepeda di sirkuit juga bisa dipakai latihan memilih racing line. Bersepeda, bagi saya bisa mengenang masa bermain sama papa mama waktu kecil, tapi ada unsur fisiknya.
Oh ya, untuk status sekolah bagaimana ? pindah sekolah di Lamongan atau memutuskan untuk home schooling ?
Balap penting, tapi sekolah juga lebih penting om. Jadi, saya sekarang sekolah di SD MI Maarif, Sukodadi, Lamongan duduk di kelas 5. Seperti pesan papa mama, motocross dan sekolah, harus berjalan seimbang. Sukses di sekolah dan juga harus sukses di motocross om.
Hendri Yusuf :
SIKAPI PERTUMBUHAN MENTAL & NYALI
Kalau meninjau prestasi Diaz sejak belia yang sudah kelihatan menonjol, tentu menjadi hal mudah untuk mengukir prestasi, ketika konsistensi itu menjadi komitmen. Kalau om Hendry menilai sosok Diaz, apa yang menjadi kelebihannya dibanding crosser seumurannya ?
Semangat untuk berlatihnya luar biasa, sehingga saat diberikan materi latihan, makin mudah diterjemahkannya. Tapi tetap ada proses. Posturnya juga menunjang saat berlaga di 65 cc, sehingga ketika saya beri bekal latihan fisik, kemampuan gayanya menebas variable trek yang disajikan jadi luar biasa. Paling simpel, bahu dan kekuatan paha saat menjepit motor, sudah kelihatan perbedaannya. Kemudian tinggal tambahan membekali nyali. Sebab, pertumbuhan mental dan nyali, seumuran Diaz masih pembentukan dan adaptasi. Apalagi di 2019 ini, Diaz masuk di kelas Special Engine 65 cc Pro. Tapi, ketika chemistry-nya sudah dapat, logikanya kalau 65 cc sudah terukur, dijamin saat di 85 cc makin bersinar.
DATA PRESTASI DIAZ PERMANA PUTRA 2018
Juara 4 kelas 65 cc, FMC seri 1, Tasitolu, Timor Leste
Juara 4 kelas 65 cc, FMC seri 2, TasiTolu, Timor Leste
Juara 1 kelas 65 cc novice, Kejurnas Power Track, Bali
Juara 1 kelas 65 cc open, Kejurnas Motocross region 3 Kupang, NTT
Juara 3 kelas 65 cc campuran open, Kejurnas region 3 Kupang, NTT
Juara 4 kelas 65 cc novice, Kratingdaeng Supercross Banyuwangi
Juara 5 kelas 65 cc novice, Kratingdaeng Supercross Kediri
Bio Data
Nama : Diaz Permana Putra
Ortu : Rico Permana & Selly Handayani
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 25/5/2008
Nama team : Mandiri Jaya MX Team, Kupang
Basecamp : Kompleks Ruko Ramayana Mall No 17, Oebufu, Kupang, NTT