Penguapan oli, menjadi salah satu penyebab berkurangnya volume oli di dalam mesin, yang bisa juga dipicu oleh beberapa hal, dari 'salah oli', kerusakan komponen dalam mesin hingga cara penggunaan kendaraan yang tidak tepat.
"Sebelumnya, dicek dulu berkurangnya volume oli yang terpakai itu banyak atau sedikit. Jika hitungannya sedikit, bisa jadi penguapannya wajar karena pemakaian, mengingat oli bekerja dalam kondisi mesin panas/suhu tinggi. Tetapi, jika oli yang berkurang cukup banyak, bisa jadi terjadi kebocoran atau hal lain," ujar Endro Sutarno, Technical Training Astra Honda Motor (AHM).
Nah, berikut ini beberapa penyebab berkurangnya volume oli, terutama di motor 4 tak :
Kebocoran Mesin (Oil Seal)

Ciri paling gampang mengenali terjadinya kebocoran seal oli adalah adanya asap putih yang ikut terbakar. Kebocoran seal oli ini bisa disebabkan oleh kondisi seal-nya yang memang sudah aus, atau bisa juga karena over-volume alias terlalu banyak mengisi oli yang tidak sesuai takaran volume mesin. Kelebihan oli ini bisa merembes ke bagian lain, termasuk filter hingga karburator. Jadi, pastikan jumlah oli sesuai volume, dan pasang seal oli dengan baik biar tidak aus atau penyok.
Telat Ganti Oli

Selalu dipacu dalam kondisi tinggi dan dipakai terus menerus tiap hari, mesin tentu saja bekerja keras dan butuh pelumasan maksimal. Namun, oli juga punya masa pakai sehingga perlu diganti dalam jangka waktu tertentu. Jika telat ganti atau tidak pernah diganti, jika timbul penguapan atau paling fatal oli habis bisa merusak komponen mesin.
Kekentalan Oli Tidak Sesuai
Mesin butuh pelumas yang sesuai spesifikasi yang sudah direkomendasikan oleh pabrikannya, agar bisa bekerja dengan baik. Jika menggunakan oli dengan kekentalan/viskositas yang salah/tidak sesuai rekomendasi, kinerja mesin pun bisa berkurang atau tidak bisa maksimal. Jika oli terlalu kental, tarikan mesin bisa jadi sangat berat. Sementara, jika oli terlalu encer, mesin bisa sangat panas.

Kekentalan oli, biasanya merujuk pada kode SAE, JASO atau API dalam kemasan olinya. Tetapi, kebanyakan memakai SAE. SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineer sebagai identifikasi dari kekentalan oli. Misalnya, kode SAE 10W-30, 10W-40 atau 20W-40, 20W-50. Huruf W yang ada di belakang angka singkatan dari ‘Winter’, yang mana formulasi oli disesuaikan untuk musim dingin dan panas, sehingga saat suhu mobil atau motor dingin olinya tidak mengental.
Untuk angka paling depan menandakan tingkat kekentalan oli pada suhu dingin dan angka setelah W atau paling belakang adalah tingkat kekentalan oli ketika mesin dalam kondisi bekerja atau sudah panas. Semakin besar angkanya maka semakin kental oli pada kondisinya.
Perilaku Berkendara

Cara menggunakan sepeda motor yang memaksa mesin bekerja keras seperti selalu dipacu dalam kecepatan tinggi, kebut-kebutan atau mbleyer-mbleyer, juga bisa menyebabkan kerusakan mesin yang memicu penguapan oli mesin. Kaitannya, perilaku tersebut bisa menimbulkan kerusakan komponen mesin, termasuk ring piston, seal klep hingga pistonnya sendiri, yang kemudian memicu terjadinya kebocoran oli ke ruang bakar.
naskah/foto : punk/istimewa