{jathumbnail off}
Termasuk di laga resmi, mesin 4 tak tetap menjadi gacoannya. Macam, Mio yang dilagakan di kelas skutik 200 cc tune up, yang mesti puas dengan best time 7,5 detik. “Sori, mesin ini murni bikinan saya hasil test case dan bukan hasil orderan dari Thailand, ”sumbar Pido yang kali ini diback up rider Ricko Bochel dan John PK.
Bedanya, serum korekan kali ini lebih dominan option part racing. Seperti piston yang mengaplikasi Moto 1 berdiameter 65 mm, yang dilayani dengan stroke standar. Menurutnya, tipikal mesin over square menguntungkan, mengumpan RPM mesin lebih singkat. Cuman, untuk conrod dipilihnya lebih panjang dari TDR, untuk meminimalisir gesekan piston terhadap silinder. Praktisnya, angularity con rod didapat lebih minim.
“Dengan demikian variabel CVT, jadi mudah diolah untuk dikonversi ke speed, ”urai tuner yang mengaplikasi kampas kopling ganda produk Kawahara itu. Lebih lanjut, pada sektor CVT ini turut dibekali final gear 13-41 pada gir box. Nah, ketika meninjau bobot roller weight yang mengusung 9 gram, maka variabel drive belt pada drive face, jadi lebih singkat membentuk perbandingan ringan.
“Speed ringan dikail, konsekuensinya rider wajib berbobot krupuk, ”urai Pido yang mengusung drive-driven face milik Fino itu.
Sisi lain, perangkat silinder cop hasil inspirasi dari karapan liar. Lewat pemakaian katup 33 mm (in) dan 29 mm (ex), yang tersentral pada durasi 266 derajat. “Cukup jangan sampai kempos saja tekanan kompresi yang dikail, simpelnya mengorek skutik ada disini, ”tegas Pido dengan medok Darjonya.
Malahan pembentukan karakter power ini dilayani perbandingan kompresi 14 : 1. Sebagai penunjang adaptasi tipikal mesin over square. Serta disempurnakan karbu UMA 30 mm, yang dimaksimalkan main jet 140 dan pilot jet 55 dan CDI Rextor. l pid
SPESIFIKASI
ROLLER WEIGHT : 9 gram FINAL GEAR : 13-41 CDI : Rextor KOPLING GANDA : Kawahara CONROD : TDR KARBU : UMA 30 mm KATUP : 33 mm (in) & 29 mm (ex) PISTON : Moto 1 (65 mm)
YAMAHA MIO - SIDOARJO : OVER SQUARE RINGAN MENGKAIL RPM TINGGI
KENDATI IDENTIK dengan grauk tanah, tapi belakangan ini sejak setahun silam, Komarudin yang akrab disapa Pido, mulai aktif kembali membela tim Rawa Rontek 78 VOC, Tanggulangin. Tenarnya tuner asal dusun Balong Dowo, candi, Sidoarjo yang pernah aktif di karapan liar dengan Crypton dan Veganya itu, membuatnya tak bisa lepas dengan korekan mesin 4 tak.
