"Kita ingin ada kegiatan otomotif sebagai wadah penyaluran hobbi agar keinginan mereka tersalurkan. Paling tidak, juga mengurangi efek dari balap yang dilakukan tidak pada tempat, termasuk di jalan umum," ungkap Agus Muhammad Iqdam Kholid atau biasa dikenal Gus Iqdam, selaku tokoh ulama yang hadir di sela-sela balap drag bike tersebut.
Dari catatan Otre, adu kencang head to head di trek lurus ini mampu mendatangkan sekitar 200 dragster yang kebanyakan berasal dari lokalan Jawa Timur.
Hadirnya kelas AG style seolah menjadi warna pemikat khususnya dragster lokal. Hal ini tak lepas dari dukungan Muhammad Ubaidilah salah satu sponsorship produk racing suite OBD yang ingin menjadikan event bertitel 'Drag bike Dekingane Pusat 2024' di sirkuit non permanen Togogan, Srengat Blitar menjadi lahan pembalap lokal.
"Selama ini trend balap liar 3 Km menjamur, dari sini kita tampung keinginan mereka dengan kelas AG style yang warna modifikasi nya ala mothai dan merujuk ban belakang r18," ujar Muhammad Ubaidilah yang akrab disapa Obed, salah satu penyelenggara dan sponsorship.
Tak hayal 20 dragster lokal menyemut sirkuit non permanen Togogan Srengat Blitar. Di kelas bebek 4 tak 200cc, motor andalan Limousin Sandora Malang sukses meraih waktu tercepat.
Di tangan Imam Ganyong, mesin yang dijejali piston 72 mm dan suplai gas segar Avgas mengusung Karbu PWK sukses meraih waktu 06,949 detik. "Untuk mesin kepercayakan CMT Markipat Malang," bisik Findra owner team Limousin Sandora Malang.
Sedangkan Deni Deblong yang bernaung di team PAC Manahadap harus puas di urutan ke lima dengan catatan waktu tercepat 07.092 detik meskipun motor Satria FU disuntik bahan bakar avgas.
naskah/foto : cnd