Betapa tidak, seri balap final M2SR ini yang berlangsung di sirkuit NP area GOR Lembu Peteng Tulungagung (3/11) tersebut mampu mengajak 256 starter dan tim untuk unjuk gigi bertarung meraih hasil terbaik.
EVENT M2SR DI TULUNGAGUNG. Kian gayeng dijubeli ratusan starter yang tarung di lintasan basah.
Apalagi, lebih dari 30 starter merupakan pendatang baru termasuk racer-racer yang masih berusia belia, sehingga bisa dikatakan event ini sukses menggaet para pembalap anyar untuk tampil di kejuaraan resmi.
"Konsep awal M2SR (Matapanah 2 Stroke Race) memang diperuntukan untuk pembalap dan team yang akan bermain di seri Matapanah Cup Race, dan alhamdullilah event ini rupanya juga mampu menyedot banyak pembalap pendatang baru untuk turut berpartisipasi," ujar Rudi Subagyo, kreator event yang akrab disapa pak Dhe Ceklek.
JAWARA KELAS BEGINNER. Mendapatkan apresiasi dari sponsor dengan hadiah motor listrik.
Lebih menantang mereka, penyelenggara juga melakukan modifikasi dari sisi non teknis, yaitu mengubah layout sirkuit berbeda dari yang biasa dipakai oleh kejuaraan balap lain kala berlaga di sirkuit NP GOR Lembu Peteng.
"Ubahan lintasan ini sebagai bentuk inovasi agar M2SR juga semakin menarik, dan pastinya tetap mengikuti aturan soal safety agar pembalap juga aman dan penonton juga nyaman," tambah Bobby Aranxa, eks racer yang dipercaya melakukan rekayasa lintasan Lembu Peteng.
Alhasil, tidak hanya pembalap yang perlu menambah jam terbang dan adaptasi sirkuit, para tim berikut tuner-nya pun asah otak kembali untuk mengutak-atik kuda besi pacuan ridernya menyesuaikan ubahan lintasan. Apalagi, dengan kondisi lintasan yang basah setelah diguyur hujan.
JUARA. Diganjar uang pembinaan dan bonus sponsor.
Aura kompetitif M2SR juga dirasakan di kelas minigp. Dihuni 12 starter, team AF racing asal Bali mencoba menurunkan Alfian Alexandra. "Selama ini kakak dan adik dilatih oleh tutor Ari Oktan asal Jawa Barat. Namun jika berlatih di Bali, pembalap tersebut ditangani oleh Dede RMH Family," bisik Alex, punggawa AF Team Jembrana Bali yang turun di kelas Beginner dan Minigp.
Sementara, Team Rizky Trans seakan tak ada lawan. Ditunggangi Alvaro Pororo dan Rafid sejak awal sudah diprediksi saat meraih kualifikasi terbaik no 1 dan 2. Di atas motor Supra GTR yang dilengkapi ecu BRT dan injector Kawasaki mono mampu melesat di kualifikasi.
KELAS BEBEK 4 TAK. Adu skill di lintasan basah.
"Supra GTR keduanya memiliki spesifikasi sama namun skill dan jam terbang balap nya yang membuat mereka tak ada lawan," jelas Kemin, tuner Rizky Trans. Tak hayal di final kedua racer sukses meraih kemenangan juara 1 dan 2.
Sedangkan di kelas bebek 2 tak 115cc, racer yang Benaya Farel sukses meraih juara. Diatas motor Yamaha F1ZR dijejali piston oversize 125 karya Rudi Salecong asal Pacitan , team Rizky Trans seakan tak ada lawan meskipun trek dibasahi guyuran hujan. "Spek mesinnya sunmori jadi buat iseng-iseng aja klo motor 2 tak," ujar Kemin, tunner Rizky Trans.
RACER MUDA DI M2SR TULUNGAGUNG. Wajib diapresiasi atas prestasinya.
Di kelas expert, M Afin Lumajang bernaung di team Police Enjoy harus puas diurutan ke 3. Duel bersama racer Benaya Farel asal Stagen dan Rexy Kepo asal Magetan di lintasan basah, motor Jupiter yang ditopang piston 55,25 mm serta karbu KX 85 dengan seting gir 14-45 harus puas di urutan ketiga. "Ini riset buat final Motoprix di Tasikmalaya sehingga event ini buat ajang latih tanding," jelas Umam, owner KJ10 Police Enjoy.
Tak mau kalah, team lokal Hero turut hadir di seri final M2SR. Sebut saja team Serba Usaha Marmer X Bevan Putra Tulungagung yang menurunkan 3 motor di 3 kelas sukses menoreh prestasi 5 besar.
TEAM SERBA USAHA MARMER X BEVAN PUTRA TULUNGAGUNG. Andalkan racer lokal yang mampu bersaing.
Hal mencolok dari team Serba Usaha Marmer X Bevan Putra Tulungagung ini yakni bebek 2 tak tunggangan Rexy Kepo. "Mesin baru direpair dengan piston 53 mm dan alhamdulilah mampu finish diurutan pertama," jelas Rexi Kepo, racer asal Magetan.
naskah/foto : cnd
