Di trek yang memanfaatkan area stadion tersebut, sebanyak 109 starter memutari lintasan sepanjang 400 meter. "Kita ajak kroser muda dan tua bereuni sejenak akan kenangan balap flat track yang terakhir digelar tahun 1983 di stadion gelora 10 November Tambaksari Surabaya," ungkap Bambang Haribowo, ketua pengprov IMI Jatim yang juga turut ikut berkompetisi.
Proses rehabilitasi trek terbilang singkat yakni memakan waktu seminggu dikarenakan stadion Brantas Batu sebelum nya merupakan lahan relokasi pasar Batu. "Trek kita ratakan dengan buldozer sebagai syarat lomba flat track," ungkap Dwi Kusmantoro, bendahara pengprov IMI Jatim.
Meskipun terbilang baru namun animo beberapa komunitas cukup terhibur. Sebut saja komunitas Molak Malik Malang yang ikut meramaikan balap flat track. "Kegiatan ini cukup seru dan kompetitif namun kedepannya kesan vintage turut ditonjolkan dan regulasi nya. Semisal lepas spatbor depan, lampu depan dan ban multi purpose," saran Ega, salah satu member komunitas molak malik Malang.
Trik jitu dilakukan Daniel Tanka, salah satu owner Djagung Factory Malang yang pernah menjuarai event serupa tahun 1980. "Ingat jaga rpm motor agar motor mudah dikendalikan," ujar Daniel Tanka, yang sukses menjadi juara kelas eksekutif 250.
Hal senada juga diungkapkan Alex Hermawan yang sukses juara 1 di kelas trail FFA 250 CC. Dikuntit di urutan kedua kroser Rabbani MX yaitu H Agus Thole asal Malang , mantan juara dirty track tahun 1993 di Surabaya cukup pelajari racing line dan pandai mengatur ritme rpm engine. "Dulu tahun 1990 naik motor Suzuki A100 kali ini naik CRF 250," bisik Alex Hermawan di sela-sela balapan garuk tanah.
naskah/foto : cnd