Apalagi, tantangan para racer tidak hanya bersaing dengan sesama racer, tetapi juga kondisi lintasan yang berubah menyusul turunnya hujan hingga membuat kompetisi di banyak kelas semakin menarik. Di kelas bebek 4 tak 150 CC atau MP1 misalnya, racer Rafid Topan berhasil menguasai catatan waktu tercepat 95.491 detik.
PERSAINGAN SENGIT DI LINTASAN BASAH. Kelas bebek 4 tak 130 cc diguyur hujan deras
Di bawah team R7, motor MX King korekan Hawadis yang dijejali piston 57 mm dan injector XMax 300 meninggalkan rival tuan rumah Sulung Giwa asal Tulungagung dan Azi Zihad Tasikmalaya dari team Win Filter MBRTECH.
Namun jelang race 2 hujan mulai turun, bahkan semakin deras hingga kondisi lintasan pun super basah. Praktis tekanan ban menjadi prioritas dan rebound shockbreker belakang turut diseeting ulang. "Saking derasnya jarak pandang posisi lampu start kesulitan,” ujar Sulung Giwa.
JAFAR SODIQ. Bersama Nur Kholik dari Bonero Racing Pamekasan
Sementara,di kelas bebek 4 tak 150 CC Novice, Fajar Sodiq asal Lumajang tampil cemerlang. Fight dan kesiapan yang dijalani team Bonero Racing Team featBG78 Speed Pamekasan yang mengandalkan motor MX King korekan GDT Jogja dengan dijejali piston 56mm sukses mengantarkan Fajar Sodiq sebagai pemenang. "Motor baru dan target tahun ini juara umum MCR 2024,” ujar Nur Kholis, owner Bonero Racing.
Sedangkan racer Falah Acil asal Tasikmalaya bernaung team asal Tulungagung yang turun dikelas Novice harus puas diurutan ke 5. " Butuh adaptasi dengan motor karena riset baru," ungkap Adi Purmianto alias Kemin, tunner Rizky Maita Trans Family Police ZedST Hiswana Migas Racing.
FALAH ACIL DAN KEMIN. Kolaborasi apik jelang balap 2024
Laga bibit Jatim yakni kelas bebek 4 tak 150cc beginner yang diikuti 8 starter juga sengit, yang mana racer Excel asal Pamekasan bertarung ketat dengan Farel Putra asal Jogja dan Agam Abdilah asal Lumajang. Namun racer Jogja terlalu tangguh sehingga racer team Giox GDT TS35 Pamekasan yang menunggangi Sonic dengan dipersenjatai ECCU BRT finish di urutan ke 2.
Di kelas Rookie yang dihuni 8 racer, Alden asal Ponorogo tak gentar menghadapi racer team besar semilsa Chiko racer Team Glamour dan Favian team Bonero. "Butuh waktu sebulan buat riset dan hasilnya finish di urutan ke 3,” ujar Hariman, sang ayah.
Rafid Topan dan Hawadis riset baru jelang 2024
Suksesnya seri pertama MCR 2024 ini pun patut diapresiasi, namun juga menyisakan pekerjaan rumah, termasuk adanya penyesuaian regulasi teknis balapan dengan sikon di lapangan. Seperti yang terjadi tentang regulasi kelas bebek 4 tak 150 CC expert menyangkut penggunaan throttle body.
"Ada ketidaksiapan dari banyak tim mengenai pemakaian throtle bodi yang mana motor Honda maksimal 30 mm dan motor Yamaha maksimal 28 mm, sehingga akhirnya kita sepakati kembali ke regulasi lama yakni diperbolehkan menggunakan throtle bodi maksimal 32 mm, untuk seri perdana Matapanah Cup Race," ujar Louis Marcell, juri teknis Matapanah Cup Race.
Meskipun regulasi baru tersebut sebenarnya telah diputuskan pengurus pusat IMI namun hasil kesepakatan pembalap dan panitia akhirnya masih diperbolehkan. "Yang jelas seri ini masih fleksibel dan seri selanjutnya kita terapkan aturan tersebut," pesan Rudi Subagyo, konseptor Matapanah Cup Race.
Saling bersinergi dan support event ditunjukkan team Anugrah Mitra Sempurna selaku distributor pelumas FedG dan ban Pirelli di Jatim. "Tahun ini kita support event Matapanah Cup Race serta meramaikan balap road race dengan mengandalkan motor MX King dan Jupiter kolaborasi dengan Mlethiz tunggangan Aam Haris," ujar Sunjoyo, petinggi PT Anugrah Mitra Sempurna.
naskah/foto : cand
