SEKILAS, PLATFORM yang diambilnya memang beda dari kebanyakan, termasuk tema modifnya. Terlihat seperti sepeda angin, ringkas, tapi resik dan eye catching. "Memang sengaja dibuat ala sepeda ontel alias sepeda angin, dan hanya buat harian putar-putar komplek saja," alasannya.
Meski tema ala sepeda angin, banyak ubahan part yang justru up to date dan serba custom. Rangka misalnya, ditata ulang agar keliatan ringkas, termasuk pemotongan semua bracket yang tidak terpakai.
"Subframe belakang juga kita potong 10 cm, jadi dimensi agak pendek" tambahnya, sambil menanam jok custom produk Wim Cycle. Lalu, sekujur rangka juga dicat ulang dengan teknologi EDP.
Di buritan, ikut dipajang tangki custom handmade bahan stainless. Setang juga dimodel fatbar tapi dipotong tengah dan dilas ulang, dengan raiser RCB Nmax. Dengan begitu, dimensinya tidak terlalu lebar.
Paling menarik, komposisi undercarriage, yang mana sok depan menggunakan sok rigid custom dari bahan as aluminium 45mm, yang dikombinasi sok Vega sebagai ornamen, biar terlihat seperti springer.
"Untuk sok belakang, kita pakai orinya Nmax," tambahnya. Khusus roda, Smash ini justru ditopang sepasang pelek RCB ukuran 140 comotan Honda EX5 Malaysia, atau kalo di sini adalah Astrea Prima.
"Pelek ini jarang ada, karena tidak beredar du Indonesia," aku Robby, yang memberi balutan ban FDR depan belakang. l punk
SPEK MODIF
SOK DPN : Custom rigid, SOK BLK : Nmax, PELEK : RCB 140-17 Honda EX5, BAN DPN-BLK : FDR 60/80-17, SETANG : Fatbar custom, raiser RCB Nmax, KNALPOT : C70, FILTER : Uma Racing, TANGKI : Custom stainless, SPATBOR / JOK : Wim Cycle, BUILDER / MODIFIKATOR : R&D Racing Boy Indonesia - Jl. Citra Raya Blok i no.06 Tangerang.
SUZUKI SMASH '04 - TANGERANG : MODIF 'ONTEL' YANG TAK PERLU DIKAYUH
Memanfaatkan bahan modif nganggur, Robby dari divisi R&D Racing Boy Indonesia membikin lagi kreasi modifikasi unik, dari basis Smash rakitan 2004.