Apalagi, basis rangka monokoknya adalah satu platform seperti C series lain. "Dengan begitu, aura street cub-nya pasti dapat dan tidak perlu rombak rangka," beber Gabriel, yang mentatto tagline 'kalla murka' di motor keluaran 1984 ini.
Sebagai awal rombakan, Gabriel melepas semua bodypart 800, terutama kedok depan yang desainnya serba mengkotak. Hal sama juga dilakukan di buritan, yang mana satu set lampu belakang hingga spatbor ikut dilepas.
Pelepasan ini dimaksudkan untuk menghidupkan aura street-cub yang berbodi minimalis tanpa kedok depan. Paling fital, part kaki-kaki dipinang roda-roda semi-gambot, hasil paduan pelek Rossi 250-300 ring 17 yang profilnya sedikit lebar kala ditandem ban Zeneos 130.
"Ganti ini aja sudah bikin roda terlihat kekar kok, nggak ringkih lagi," bilangnya, sambil menandemkan swingarm Supertrack dengan dobel sok Ride It. Terakhir, balutan warna merah darah memungkinkan tongkrongan lebih mencolok, dan sedap dipandang meskipun pernak-pernik customnya tidak terlalu banyak. l neo
SPEK MODIF :
TROMOL : Trusty, SWING ARM : Supertrack, SOK BLK : Ride-It, PELEK : Rossi 250x17&300x17, BAN : Zeneos 130/70x17, KNALPOT : Speed Custom, LAMPU : Custom, SETANG : Set Custom, FILTER : Gold, BRUSHER : Riedz Airbrush garage Lumajang, MODIFIKATOR : Hery jaya Motor Bangsalsari.
HONDA ASTREA 800 ’84 - BANGSALSARI : KALLA MURKA

KESAN setengah tua dan ringkih mungkin akan terpancar dari sosok orsi Astrea 800. Namun, Gabriel asal Rambutan Bangsalsari tidak mau kalah tampang kala menggeber motor ini. Member club Jesco ini langsung membedahnya jadi street-cub.