Test perdana ini dilakukan di sirkuit Autodromo dell’Umbria Italia. Sirkuit yang terletak di Magione Italia ini dipilih karena cocok untuk menguji rem, sehingga memungkinkan tim riset mengambil data pengereman, uji coba rotor berikut kalipernya. "Selain rem, kami menguji trail, ground clearance, tinggi motor, seting sok dan banyak part kecil lain," tutur Gianluca Galasso, jubir Bimota.

Sebenarnya, motor ini memang direncanakan sudah kelar awal tahun lalu, dan sudah diagendakan bakal nongol untuk launch perdana di Juni, namun karena pandemi Corona, mundur cukup lama. Rencananya, baru masuk produksi di bulan September, dan untuk produksi awal hanya 20 unit saja yang dikerjakan.
"Untuk menyelesaikan motor ini sampai ke konsumen, kami butuh waktu hingga September 2020, karena harus menunggu bulan Agustus sampai kondisi memungkinkan. Namun, dengan test kali ini, langkah yang maju, karena sebelumnya rada susah mendapatkan tempat test," ucap Galasso.
Seperti prototipe yang sudah dipajang akhir tahun lalu, Bimota Tesi H2 ini adalah kawin silang Bimota dengan Kawasaki. Ciri khas Bimota nampak dari kaki-kaki ekstrimnya, yang mana berciri khas hub-center steering, lengkap dengan dobel soknya. Kemudian, dibalut fairing gress yang lebih up to date dibandingkan generasi Bimota Tesi terakhir. Nah, embel-embel H2, mengisyaratkan jika kuda besi ini disokong oleh mesin Kawasaki Ninja H2 yang punya tenaga 227 hp. Pastinya, sudah pakai supercharge.

Untuk coraknya sendiri sama persis seperti versi prototipe, yakni dominasi warna putih berstrip merah. Warna merah ini bukan sembarangan, karena formulanya khusus yang akan berubah jika terkena sinar. Sementara, warna putihnya adalah matt pearl white.
naskah/foto : punk/bimota