Mengambil venue di pinggir pantai, sekitaran ASDP pelabuhan Kamal Bangkalan, komunitas penggemar Honda Vario dari kampus Universitas Trunojoyo Madura ( UTM ) tersebut mengundang hampir seluruh biker dan modifikator se-Madura untuk unjuk gigi.
"Surprise bagi kami, karena ini event perdana dan alhamdullilah bisa menarik minat banyak peserta untuk berpartisipasi memajang motornya," tutur Fijee, sang komandan acara sekaligus mewakili Vario UTM.
Meskipun hanya dibuka empat kelas saja, yakni novice street racing, novice pure thailook, baby mothai dan touring bike, otocontest pembuka di tahun 2019 di Madura ini memang sukses menarik banyak modilover untuk menampilkan karyanya.
Tak kurang 96 motor keren bisa dipajang bareng, yang hampir 90 persen merupakan karya-karya anak-anak lokal Madura. "Ada beberapa peserta yang berasal dari luar Madura, dan kami terima kasih sekali meraka juga hadir di acara kita," tambahnya.
Menariknya, baby look mendominasi kelas modif dengan peserta 42 motor, atau hampir separuh dari total peserta. Yang spesial, karya modif baby look-nya cukup beragam dan variatis, yang mana rata-rata sudah mengakomodir variasi terbaru sekaligus tematik mothai berkaki mungil dan ceper.
"Baby look lagi booming di sini. Apalagi, banyak juga kawan-kawan di komunitas, yang juga memilih aliran modif ini, karena bagus, bisa dipakai kontes ataupun harian. Makanya kami juga ikut, sekaligus memeriahkan acara," tambah Aufal Marom, dari komunitas Pamekasan Modified.
Untuk para jawara pertamanya, kategori touring bike terpilih motor Vixion yang bergenre custom touring ala Ducati Hyperstrada, milik WCI Laskar Sampang. Sedangkan kategori novice street racing direbut oleh Alfan Hidayat bersama MCS Sidoarjo dengan Yamaha Vega, lalu kategori novice pure thai look diraih oleh Fatoni Lir-Lir Custom dengan Honda PCX. Sementara, kategori baby look yang lagi gayeng dimenangkan oleh Caesar asal Sampang dengan motor Honda Vario.
Selain otocontest, Vario UTM juga menyuguhkan sub-acara lain, dari hiburan musik hingga momen sakral potong tumpeng, yang mana menunjukkan wujud syukur eksistensi komunitas yang kebanyakan merupakan mahasiswa di kampus Universitas Trunojoyo Madura tersebut.
"Acara yang perdana ini bisa jadi pengalaman berharga bagi kami, biar next event juga bisa mengadakannya lagi dengan skala yang lebih besar dan kelas-kelas yang lebih banyak. Tentunya, agar bisa mewadahi para modifikator dan pencinta modifikasi, sehingga bisa menunjukkan dan mengembangkan modifikasi terbaiknya," tutup Fijee.
naskah/foto : punk
