Secara tampang, Electro bergenre skutik dinamis dengan bodi kompak namun sporty. Desainnya juga modern, sesuai trend skuter jaman now. "Skuter ini dibuat oleh anak perusahaan MAB juga, dengan nama Electro. Harusnya, motor listrik ini sudah bisa diperkenalkan di pameran, namun terpaksa kita tunda karena jadwal pamerannya juga mundur karena pandemi Covid-19," buka Kelik Irwantono, direktur PT. MAB.
MAB Electro ini di digerakkan oleh motor listriknya dipacu oleh batere 72 volt 46,8 Ah, yang mana motor bisa digeber hingga 80km/jam dengan jarak tempuh sekitar 80km dengan batere full. Batere-nya sendiri integral, jadi tidak perlu dipasang copot kala pengisian atau battery swap, namun menggunakan colokan listrik konvensional.
Dengan daya angkut sekitar 180 kg dan bisa membawa dua penumpang, Electro punya beberapa fitur, salah satunya mode kendara yang terbagi dalam posisi 1 atau 2. Mode berkendara ini praktis, karena menggunakan tombol di handle-kanan. Selain itu, juga dilengkapi dengan parking switch, yang mana motor tidak bisa berjalan walaupun motor listrik hidup dan mode berkendara aktif.

Saat ini, MAB Electro masih dalam tahap persiapan produksi, yang mana kemungkinan bakal meluncur ke pasar antara bulan September-Oktober 2020. Harga jualnya sendiri masih belum dipastikan, meskipun bakal dirilis lebih murah dari skutik lokal yang sudah beredar saat ini, seperti Gesit atau Viar Q1. Gesit yang dirilis tahun lalu punya harga sekitar Rp23,5 juta off the road, sedangkan Viar Q1 sekitar Rp 19 jutaan.
Yang pasti, MAB berupaya menyelesaikan persyaratan negara agar Electro ini bisa dipasarkan, salah satunya dengan mendaftarkan motor ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk proses uji tipe sebagai tahap persiapan masuk produksi massal. Targetnya, bisa memenuhi standar uji tipe sehingga bisa segera diproduksi di pabrik MAB yang berada di Demak Jawa Tengah.
naskah/foto : punk/mab