Populix : Ungkap Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Bergantung Pada Infrastruktur Pengisian Baterai.

CEO 7 CO-FOUNDER POPULIX, DR. TIMOTHY ASTANDU. Kaji Mendalam Fenomena Pertumbuhan Kebutuhan Kendaraan Listrik Di Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk besar beserta kebutuhan transportasi yang tinggi. Salah satunya terlihat dengan pertumbuhan yang cukup signifikan terhadap kebutuhan kendaraan listrik (EV) dalam beberapa tahun terakhir. Dilemanya, isu baterai dan infrastrutur pengisian daya kendaraan listrik menjadi hambatan dalam pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

 

P2

 

Dr. Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix mengatakan bahwa seiring dengan berkembang pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia, kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi semakin krusial untuk mengatasi tantangan yang mendasar seperti aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari. “Dengan memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong adopsi EV secara lebih luas, serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," jelasnya dalam acara media gathering menyoal kendaraan listrik pada Kamis, 06 Juni 2024 di Jakarta.

 

Melihat riset Populix terbaru bertajuk “Electric Vehicle Dynamics : Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights” menunjukan kekhawatiran pengguna kendarana listrik muali dari sisa baterai selama perjalanan (65%), kapasitas jarak tempuh terbatas (61%), dan tidak semua bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakannya non-listrik (49%). Selain itu, keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%) dan lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit dan cenderung jauh (42%) juga menjadi tantangan yang dihadapi konsumen dalam menggunakan kendaraan listrik.

 

Pengisian daya kendaraan listrik paling nyaman dilakukan di rumah (59%), sementara stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden. Lokasi penukaran baterai kendaraan listrik yang paling populer adalah lokasi brand resmi (78%) diikuti oleh stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) (42%). Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU bervariasi dimana 55% melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari. 

 

Indah Tanip selalu VP of Research Populix Indah menjelaskan bahwa saat ini pembelian kendaraan listrik masih didorong kuat oleh program-program promosi. Adapun bentuk promosi yang paling disukai oleh konsumen mencakup diskon khusus dari produsen seperti potongan harga atau cashback (65%), garansi baterai atau unit (65%), subsidi pemerintah dalam bentuk diskon atau insentif langsung (57%), serta penawaran paket spesial selama periode tertentu (43%).

 

Mayoritas responden mencari informasi seputar kendaraan listrik dari media sosial dan channel online (89%) serta aset-aset BTL (80%). Adapun lima sumber media sosial dan channel online yang paling banyak digunakan meliputi iklan YouTube (39%), media sosial resmi brand (38%), website resmi brand (35%), iklan Instagram (22%), dan review di forum online (20%). Sementara itu, untuk kategori BTL (Below the Line), 53% responden menyebut rekomendasi teman dan keluarga sebagai sumber informasi terpercaya, diikuti oleh pameran otomotif di mall (41%) dan event otomotif seperti GIIAS atau IIMS (27%). 

 

Di sisi lain, selain media sosial dan channel online, aset-aset BTL, responden juga mencari informasi seputar kendaraan listrik dari aset-aset ATL (Above the Line), khususnya publikasi atau website otomotif sebagaimana dipercaya oleh 20% responden, dan poster di jalanan atau iklan billboard yang menjadi sumber informasi 17% responden.

 

Naskah / Foto : Masdon

 


REDAKSI   |   KODE ETIK   |   DISCLAIMER