Kalau mereview awal perjalanan kariernya, padok Kadafi sapaannya identik dengan Nugroho MX Training. Dalam konteks ini Tri Priyo Nugroho yang memang menjadi instruktur Kadafi. Awalnya memang fokus mengolah fisik, tapi saat dihadapkan ke kompetisi adrenalin dan nyalinya kian terpacu menaklukan lawan. Dari situ pula, semangat berkompetisi Kadafi makin menjadi.
Tapi, sayangnya di awal 2007, Kadafi kemudian menghilang, saat dihadapkan dengan pilihan terbang ke negeri Paman Sam dan negeri Pizza, untuk memperdalam ilmu manajemen dan marketing. Saat itu pula Kadafi belajar ilmu teknik sipil, yang menjadi bidang favorit disana. Itu juga dilatar belakangi pesan moril dari sang ortu yang selalu diingat Kadafi, prinsipnya hidup harus memiliki manfaat untuk sesama. “Jadi jangan memanfaatkan sesama untuk hidup, ”sapa Kadafi berfilosofi.
Titah itu pula, yang kian memberi energy positif Kadafi untuk menyelami, improve hingga merealisasi sebagai pembuktian komitmenya untuk mewujudkan cita-cita sang ortu. Setelah lulus kuliah, di 2010 Kadafi memutuskan balik ke Indonesia dan membangun perusahaan. Menariknya, hobi lama di otomotif yang ditinggalkan kembali menjadi magnet-nya. Praktis segmen bisnis di bidang otomotif pula yang Kadafi incar dan dikembangkannya.
Training motocross. Sudah menjadi rutinitas untuk kembali memperbaiki fisik & skill.
Dengan nama PT. Nala Anggada Perkasa, Surabaya, Jatim, menaungi pengelola dan distribusi aspal Buton, Kadafi memulai agresinya. Ilmu yang didapat dari luar negeri, diterapkannya untuk mengelola aspal yang biasa disebut sebagai rock asphalt atau Butas (Buton Aspal). Berbagai formula campuran diterapkannya untuk pengembangan dan testcase, bersama tim PT. Nala Anggada Perkasa, Surabaya.
Perjalanan riset berlangsung 3 tahun, terhitung sejak 2012 sampai 2015. Setelah didapat best perfroma campuran aspal, hingga layak untuk diaplikasi di semua jalanan, Kadafi bersama tim PT. Nala Anggada Perkasa sukses menjadi inovator dalam negeri. Saya puas dan bangga, secara tak langsung kita bisa mengurangi import aspal dari luar.
Sebab, diketahui bersama kebutuhan aspal di tanah air, bisa sampai 1,5 juta ton di setiap tahun-nya. “Jadi, tak sebanding dengan jumlah produk aspal dari dalam negeri, ”urai pria yang juga Direktur Utama PT. Nala Anggada Perkasa di Perum Puri Mas Cluster Kuta Paradise blok G6 no. 39 itu.
Sejak 2016 PT. Nala Anggada Perkasa, Surabaya berkontribusi ke pembangunan negeri tercinta ini. Dengan pendistribusian lewat pemerintah dan Dinas Pekerjaan Umum sebagai mentornya di setiap territory yang dinaungi. Bahkan, sudah diuji bersama, baik tingkat kekerasan hingga limit titik didih. "Dan Alhamdulillah sudah berjalan dan dipakai sebagai bahan aspal jalan nasional di Jatim dan wajib pakai aspal Buton, "terang mania YZ 250F itu.
Itu sekelumit perjalanan Kadafi saat menghilang dari dunia otomotif. Nah, belakangan ini di tahun 2017 akhir Kadafi balik lagi berlaga di motocross. Tapi, kelasnya tak lagi bertarung dengan crossser belia, sebab Kadafi terklasifikasi masuk di kelas excecutive.
Bahkan dengan kolega lama di motocross, Kadafi kembali mengulang lembaran baru. Bedanya kalau dulu ribet bahas up grade special engine dan memburu helm langka berikut jersey bercorak atraktif, tapi sekarang topik perbincangan lebih ke arah bisnis.
Sebab, saya tahu pasti beberapa crosser excecutive memiliki latar belakang pengusaha, kontraktor, jasa, sampai elemen pemerintahan. Disini Kadafi, siap membantu mensuport pembangunan segala infrastruktur yang berkaitan dengan proses pengaspalan.
Obsesi berkontribusi mengembangakn sarana balap. Siap mendedikasikan bisnisnya untuk membantu realisasi sirkuit di tanah air.
Dengan kembali aktif di motocross, misi lain Kadafi juga ingin merespon dan survey kontur jalanan sepanjang yang dilalui. Pertimbangan itu pula, saya bela-belain berlaga di Prigi. “Destinasi wisata terbuka lebih banyak, potensi pembangunan luar biasa, praktis saya siap menyikapinya, ”tegas Kadafi.
Bahkan, soal menindak lanjuti pengembangan sirkuit Bung Tomo, Surabaya saya kemungkinan akan merapat ke Pemprov IMI Jatim, untuk menawarkan kerjasama. “Sebab, bagaimanapun juga, Jatim yang membesarkan saya, ”kenang Kadafi. Dan menanggapi kembali maraknya supermoto di Jatim dan tanah air, saya jadi makin tertantang untuk masuk dan mengembangkan di dalamnya.
Sebab, dari kajian sementara banyak sekali wacana sehubungan dengan perencanaan pembangunan sirkuit. Sekali lagi disini saya siap membantu untuk sektor aspalnya. “Mengingat, aspal kita juga dijadikan bahan aspal di sebagian sirkuit internasional Sepang, pastinya juga bisa dipakai kebutuhan racing di tanah air, ”semangat Kadafi. pid